Minggu, 10 Juli 2011

I live in music but could music live me?

Dulu waktu SMP dan awal SMA cita-cita gw adalah jadi seorang musisi ternama, gitaris lah, buka toko musik, buka kursus musik, jadi pemain gitar solo macam Santana, dll. Kayaknya ok banget impian gw dan seperti meyakinkan masa depan terjamin.. Apalagi di sekolah gw tidak nampak persaingan soal bidang musik.. Makin PD aja gw sama diri sendiri soalnya serasa ga ada yang ngalahin.. But, is it true?

Faktanya, gw punya band namanya Violet dan kita sudah beberapa kali main di Weeding, Sweet 17, dan acara lain, cuman kafe yang belum karena masalah waktu bentrok juga kapasitas judul lagu yang bisa kita mainkan.. Musik di Indonesia belum terjamin dan gw yakin itu diakui oleh cukup banyak orang.. Masalahnya, bakat musik yang luar biasa itu tidak selalu menjamin dapat penghasilan besar bahkan di EO/WO ternama.. Sebagai pembandingan saja:

  1. EO/WO: Ini adalah tempat paling enak sebenernya menurut gw karena dari segi penghasilan dapat meningkat dan pengguna EO/WO banyak banget. Tapi, kalo soal pemain musiknya kan ga selalu di pakai juga karena ada yang pengen homeband nya saudara sendiri lah, ada yang pengen akustikan lah, dll. Jadi tidak semua personil band kita atau kita sendiri bisa maen terus lagi pula setau gw ada tim-tim nya di dalam EO/WO jadi giliran gitu.. Penghasilan sih pemula kira-kira 800 ribu - 1 juta paling besar tapi kalo uda lama katanya ada yang sampai 5 juta per tim (belom di bagi-bagi loh) .. Pengalaman gw waktu ngisi aja (belum tergabung EO/WO dikasih jatah uang 100 ribu per pemain.. Ya, harga teman lah ya.. Hehehe.. Soal jam latihan dll. maaf gw kurang tau : p
  2. Kafe: DI kafe mirip sama di EO/WO cuman kan ga semua kafe menyediakan live musik. Biasa 1 minggu sekali kan? Nah, sekarang gw tanya.. Berapa banyak sih pemain musik di kafe-kafe? Ga banyak-banyak da.. Malahan sekarang banyak yang hanya 3an (bass, gitar, vokal), paling banyak 6 - 7 (Vokal nya 2, bass, gitar, drum, keyboard, sax).. Pembayaran nya juga ini sama pertim biasanya jadi anggap untung bersih nya 1,5 juta di potong tranport dan uang latihan sewa studio, dll. 1,5 : 7 satu orang cuman sekitar 200 ribu? Wow.. Kalo dibagi 3 mending 500 ribu (dari sudut pandang anak SMA).. Ya kita itung-itungan untung rugi aja sih..
  3. Les musik privat: rata-rata murid yang dah cukup lama ngelesin ada lah 20an. Kalau satu bulan di patok harga 100-200 ribu per 4x pertemuan/perbulan berarti penghasilannya berkisar 1 juta sampai 2juta perbulan.. Anggap maksimal murid 36 (sehari 6 murid kecuali minggu) jadi 36 x 100-200 ribu = 3,6 juta sampai 7,2 juta perbulan.. Itu kalo yang sudah mahir dan memang difavoritkan untuk mengeleskan..
  4. Musisi, komposer, dll: Untuk menjadi musisi atau komposer atau lainnya di butuh kan skill lebih dari sekedar memainkan, namun juga untuk memahami alat musiknya, pembagian uang, membaca not balok, teori, dll. Jadi, pembelajaran lebih harus di kejar di sini.. Harus punya ambisi yang besar, financial yang cukup untuk membeli alat musiknya juga kelengkapannya, dll. Dan pula, setahu saya walaupun musisi-musisi Indonesia sibuk manggung atau berkarya mreka selalu punya usaha sampingan untuk menjaga stabilitas keuangan mereka.. Soal gaji gw kurang tahu soalnya ga punya kenalannya juga.. Hehehe..
Postingan ini bukan bermaksud mengecil semangat kalian bermusik dan bercita-cita di dunia musik.. Tapi hanya untuk mengajak berpikir ke depan.. Kalo merasa itu adalah panggilan mu jangan berhenti mengejar mimpi mu! Ketekunan, doa, dan dukungan sekitar adalah hal yang mendukung cita-citamu.. My advice is to make music your hobby not you life purpose.. Kalau hobinya ditekunin tabi bukan dijadikan tujuan hidup siapa tahu hobi itu bisa menjadi awal kesuksesan? : )

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments are welcomed :)