Satu orang terdiam satu orang tersenyum dan satu orang menyeringai..
Satu pikiran berkata tidak, satu perkataan terucap iya, satu kebohongan menutup semuanya.
Satu jalannya bukan lah jalan mu. Sebab berbeda adanya mereka dalam berbagai cara.
Orang pertama terjatuh dan tak berkata apa-apa sebab dalam hatinya menyimpan perkara lebih besar dari sekedar "terjatuh".
Orang kedua terjatuh dan hanya tersenyum sebab bagi dirinya senyum dirinya lah yang dapat mengobati, tak ada senyum orang lain yang cukup tulus untuk mengeringkan air mata.
Orang ketiga terjatuh dan menyeringai karena dia tidak tahu kemana dia berjalan dan apa yang dia tuju. Dia hanya terjatuh di lubang yang sama tanpa maju ke lubang selanjutnya.
Pada saat mereka bertiga sampai pada ujung daratan, mereka akan berlayar menuju satu tempat yang hanya angin tahu.
Entah bagaimana cara ketiganya bisa bertahan selain menopang satu sama lainnya. Itu pun terjadi bila senyum menyembuhkan seringai, dan seringai membangkitkan diam.
Satu pikiran berkata tidak maka sampailah mereka pada kebinasaan.
Satu perkataan terucap iya maka rendah lah hatinya tak memaksakan kehendak sendiri.
Satu kebohongan menutupi semuanya sebab tidak pernah ku temukan sosok yang benar-benar jujur di dunia ini.
Di ujung laut mereka turun, berharap Tuhan masih beserta setiap dari mereka; masih beserta mereka.
Sebab perjalanan mereka adanya makin berat bukanlah ringan dan menggembirakan.
Tetapi ketiga orang ini bersukaria dalam isak tangis dan kehausan jiwa.
Semakin jauh dari kenyamanan, semakin kuatlah mereka. Sebab, kenyamanan adalah fana dan tidak menguatkan.
Satu pikir, satu ucap, satu dusta.
Tiga tusuk gigi berbeda noda lebih kuat dari satu tusuk utuh.
Egoislah kita manusia yang menganggap diri kuat, sebab kelemahan orang adalah kuatnya kita.
1 maka 2 untuk 3
Yobel Novian Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Any comments are welcomed :)